JAKARTA, PERHUTANI (22/11/2022) | Perum Perhutani bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melaksanakan Launching Perhutani Computer Security Incident Response Team (CSIRT), bertempat di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, pada Selasa (22/11)
Perhutani CSIRT merupakan Tim Penanggulangan dan Pemulihan Insiden Siber yang dibentuk sebagai tindaklanjut Memorandum of Understanding (MoU) antara Perhutani dengan BSSN untuk menjamin sistem elektronik yang ada di Perhutani yang dapat beroperasi secara terus menerus melalui mekanisme penanggulangan insiden dan/ atau pemulihan insiden. Penyelenggaraan sistem elektronik wajib menyediakan sistem pengamanan yang mencakup prosedur dan sistem pencegahan, penanggulangan dan pemulihan terhadap ancaman dan serangan yang dapat menimbulkan gangguan, kegagalan dan kerugian.
Hadir dalam acara Dewan Pengawas Perhutani Noer Fauzi Rachman, Direktur Umum, SDM dan IT Perhutani M. Denny Ermansyah beserta jajaran, dan Deputi IV BSSN (Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian) Markos beserta jajaran, dan Koordinator Keamanan Siber Bappenas Direktorat Pertahanan dan Keamanan Firdini.
Dalam kesempatannya M. Denny Ermansyah menyampaikan bahwa Kementerian BUMN telah mengeluarkan arahan untuk penguatan siber di masing-masing BUMN dengan berkolaborasi dengan stakeholder lainnya, salah satunya adalah BSSN untuk penguatan keamanan siber.
Denny menerangkan bahwa Divisi Teknologi Informasi Perhutani saat ini mengelola 23 aplikasi dan akan dilakukan pengembangan 7 aplikasi baru, sedangkan Infrastruktur jaringan yang saat ini dikelola Divisi TI Perhutani sebanyak 221 site dan akan dilakukan penambahan infrastruktur jaringan menjadi 667 site dengan total pengguna aplikasi sebanyak hampir 17 ribu karyawan.
“Oleh karena itu diperlukan penguatan keamanan siber di Perum Perhutani dengan cara bekerja sama dengan BSSN yang mempunyai kompetensi dalam pengelolaan keamanan siber di Indonesia. Alhamdulilah hari ini kita launching Perhutani CSIRT, semoga dapat menanggulangi dan memulihkan insiden siber yang ada di Perhutani secara optimal,” imbuhnya.
Di akhir sambutannya, Denny menyampaikan harapan agar BSSN senantiasa memberi pendampingan dan arahan kepada tim Perhutani CSIRT
“Kami sangat mengharapkan pendampingan dan arahan BSSN kepada kami dalam proses pengembangan Perhutani CSIRT”, imbuhnya.
Sementara itu Kepala BSSN melalui Markos menyampaikan bahwa BSSN sangat mendukung dan mengapresiasi eksistensi tim Perhutani CSIRT. BSSN dan Perum Perhutani membentuk Perhutani CSIRT yang diinisiasi melalui kegiatan asistensi pembentukan CSIRT dan pengukuran tingkat kematangan penanganan insiden siber, serta dilanjutkan dengan perencanaan CSIRT, penerapan CSIRT, dan operasional pengoperasian CSIRT. Setelah melalui proses assessment, Perum Perhutani berhasil membentuk tim Perhutani CSIRT.
“Dalam proses pembentukan tim Perhutani CSIRT, Perhutani telah melakukan verifikasi tingkat kematangan penanganan insiden melaui tiga fase, dengan nilai kematangan akhir 3,88 dari skala 5. Ini artinya Perhutani CSIRT telah siap menjalankan tugas melakukan penanganan dan pencegahan insiden siber pada layanan digital Perum Perhutani”.
Sebagai informasi tambahan bahwa Perhutani CSIRT mempunyai layanan berupa :
- Layanan reaktif, yaitu Pemberian peringatan (alerts and warning), Penangggulangan dan pemulihan insiden siber (incident handling), Penanganan kerawanan (vulnerability handling), Penanganan artifak (artifact handling)
- Layanan proaktif yaitu audit dan penilaian keamanan (security audit or assessment)
- Layanan manajemen kualitas keamanan, yaitu : Analisis risiko (risk analysis), Edukasi dan pelatihan (education or training)
Sumber = Launching Perhutani CSIRT