Serangan Malware Mengintai Perangkat Seluler di Indonesia

Jakarta, Beritasatu.com – Sepanjang paruh pertama tahun 2022, Kaspersky berhasil mendeteksi dan memblokir sebanyak 79.442 serangan malware yang menargetkan perangkat seluler di Indonesia, tidak termasuk adware dan riskware.

Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 66% dibandingkan 232.483 deteksi pada periode yang sama tahun lalu. Meskipun turun, Kaspersky melihat melihat kemampuan penjahat siber untuk menyebarkan elemen berbahaya ini dengan menciptakan skema yang semakin beragam.

Berdasarkan temuan Kaspersky, banyak aplikasi palsu yang berbeda didistribusikan melalui toko aplikasi resmi. Tidak jarang, aplikasi yang diterbitkan tersebut, juga disertai dengan peringkat yang sempurna dengan semua ulasan palsu yang positif.

Selain itu, untuk enam bulan pertama di tahun 2022 saja, Indonesia berada di peringkat keempat secara global dalam hal ancaman seluler.

“Terlepas dari jenis perangkat yang kita gunakan, penjahat dunia maya dapat menginfeksi ponsel cerdas kita, kemudian mencuri semua data dan uang di dalamnya, dan bahkan mengakses atau bahkan menghapus pesan, email, foto pribadi, dan lain sebagainya,” ungkap General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong, di Jakarta, Senin (31/10/2022).

Yeo mengungkapkan, saat ini juga banyak perusahaan mengizinkan penggunaan perangkat pribadi untuk berbagai tujuan bisnis, mulai dari panggilan bisnis yang dilakukan di telepon pribadi hingga koneksi jaringan perusahaan di laptop rumah.

Jenis kebijakan ini dikenal sebagai bring your own device (BYOD). Sebuah survei independen mengungkapkan, Indonesia memiliki proporsi yang cukup besar (35%) dalam hal penggunaan perangkat pribadi untuk bekerja dari rumah.

Seiring pekerjaan sistem kerja hybrid dan jarak jauh terus menjadi kebiasaan pascapandemi, perusahaan kini menghadapi kebutuhan untuk memikirkan kembali dan mendefinisikan ulang kebijakan BYOD mereka. Jika tidak, mereka menghadapi kemungkinan risiko keamanan lebih jauh.

“Dengan pekerjaan jarak jauh yang juga memungkinkan karyawan untuk mengakses email kerja melalui perangkat seluler mereka, risiko keamanan semakin meluas baik untuk individu hingga pelanggaran tingkat perusahaan,” katanya.

Sumber = BeritaSatu.com

Previous Post

Perlu Waspada, Ini Lima Tren Ancaman Serangan Siber di Dunia

Next Post

Kerentanan Keamanan Integer Overflow Pada WhatsApp Mengakibatkan Remote Code Execution Ketika Panggilan Video